Aplikasi Sistem Informasi Geografik Dalam Sektor Pertanian
(Fitriyatush Shalihah / 17025010151)
a. Definisi Sistem Informasi Geografik
Sistem
Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem informasi spasial yang digunakan
untuk memproses data yang bergeoreferensi
yang berbasis web serta memungkinkan akan membantu memecahkan suatu
masalah.
Sistem
Informasi Geografis adalah sebuah sistem yang terdiri dari software dan
hardware, data dan pengguna atau institusi untuk menyimpan data yang
berhubungan dengan semua fenomena yang ada dimuka bumi. Data-data tersebut
dapat berupa sebuah detail fakta, sebuah kondisi dan informasi yang disimpan dalam suatu basis data dan kemudian
akan digunakan untuk berbagai macam keperluan misalnya analisis, manipulasi,
penyajian dan lain sebagainya.
b. Tujuan SIG
Sistem Informasi Geografis memliki tujuan untuk mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Ciri utamanya yaitu data bisa dimanfaatkan dalam Sistem Informasi Geografis yaitu data yang telah terikat dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum dispesifikasi.
Dapat
disimpulkan bahwa GIS (Geographic Information System) atau bila diterjemahkan
menjadi SIG ( Sistem Informasi Geografis) adalah pengolahan data geografis atau
keruangan yang bisa dikelola lebih lanjut agar menjadi informasi data yang
dibutuhkan dalm bentuk data spasial. Data spasial divisualisasikan berupa
titik,garis,polygon, dan permukaaan.
Data
spasial memiliki 2 struktur antara lain model data raster dan model data
vektor. Data raster berarti data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat
(grid) atau sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Sedangkan data
vektor berupa data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang dapat menampilkan,
menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau
area (polygon).
Gambar 1. Visualisai data spasial |
Dalam
ilmu geografi, informasi yang diperlukan harus memiliki ciri-ciri yang harus
dimiliki (Prahasta, 2002),yaitu:
- Knowledge, atau pengetahuan hasil pengalaman yang tersusun secara sistematis.
- Logis, atau masuk akal dan menunjukkan sebab akibat.
- Objektif, artinya berlaku umum dan mempunyai sasaran yang jelas dan teruji.
c. Komponen – Komponen dalam SIG
Dalam
sistem informasi geografis terdapat beberapa komponen antara lain (1)
perangkat keras (Hardware), yang
berfungsi untuk mendukung analisis geografi dan pemetaan seperti menyajikan
citra dengan resolusi dan kecepatan tinggi dan mendukung operasi – operasi
basis data dengan volume besar secara efektif. (2)perangkat lunak (Software), merupakan sekumpulan program
aplikasi yang dapat melakukan proses menyimpan, menganalisa, dan memvisualkan
data – data. (3) manusia (Brainware), merupakan inti dari komponen
GIS karena manusia yang mengelola sistem, membangun perencanaan, dan penerima
manfaat, serta harus memiliki keterampilan dalam hal penggunaan software dan
hardware.(4)Data, merupakan hal
yang dibutuhkan dalam komponen system
infomasi geografik, karena data tersebut memuat serta memiliki sistem koordinat
tertentu sebagai dasar referensi dan mempunyai dua bagian penting yang
membuatnya berbeda dari data lainnya, yaitu informasi lokasi (spasial) dan
informasi deskriptif (atribut).(5)Metode, pada sistem informasi
geografik menggunakan metode yang berbeda untuk setiap permasalahan. Sistem
informasi geografik yang baik tergantung pada aspek desain dan aspek
kenyataannya.
Sistem
informasi geografis memiliki 4 komponen lain yang berpengaruh dalam proses
penyelesaiannya, yang pertama tahap input data, digunakan untuk menginputkan
data spasial dan data atribut yang meliputi proses perencanaan, penentuan
tujuan, pengumpulan data, serta memasukkannya kedalam komputer (software).
Kedua yaitu pengolahan data meliputi penggunaan DBMS untuk
menyimpan data, klasifikasi data, kompilasi, dan geoprocessing (clip, merge,
dissolve).Ketiga yaitu tahap query dan analisis data dimana pada tahap ini
dilakukan berbagai macam analisa keruangan, seperti analisis proximity dan
analisis overlay. Komponen keempat atau komponen terakhir dalam SIG yaitu tahap
output dan visualisasi yang merupakan fase terakhir dalam 4 komponen utama
dimana berkaitan
dengan penyajian hasil analisa yang telah dilakukan yang diwujudkan dalam bentuk peta
atau dalam bentuk grafik.
d. Sektor pertanian
Sektor pertanian yang
merupakan sektor yang diunggulkan pada sebagian besar daerah di Indonesia,
kondisi tersebut menunjukkan perlunya perhatian terhadap pembangunan masyarakat
khususnya di pedesaan. Perhatian tersebut dapat melalui investasi modal baik
sosial maupun ekonomi, meningkatkan produktivitas hasil pertanian, mengatur
hubungan yang saling menguntungkan antar warga dan membangkitkan kelembagaan
lokal yang dapat memberdayakan semua pihak yang terlibat dalam meningkatkan
produktivitas (Sisparyadi, 2003).
e. Pemanfaatan SIG dalam bidang pertanian
Pembahasan yang berkaitan
dengan aplikasi atau bidang-bidang yang mebutuhkan analisis dalam sekala
wilayah luas dan perencanaan jangka panjang sangat mempermudah jika menggunakan
aplikasi SIG, seperti yang tergambar pada bidang pertanian, Sistem informasi
geografik saat ini lebih banyak dimanfaatkan untuk tujuan analisis yang kesesuaian
dengan kemampuan lahan untuk pertanian, estimasi produksi dari beberapa
komoditi tanaman pertanian, estimasi serangan hama-penyakit tanaman, prediksi
erosi tanah, monitoring dan analisis perubahan tataguna lahan, analisis
kerentanan banjir dan longsor tanah akibat perubahan penggunaan lahan, monitoring
agroklimatologi, survei dan pemetaan tanah, evaluasi dan klasifikasi tanah, perencanaan
jaringan irigasi,dan lain sebagainya.
Di
bidang pertanian, sistem informasi geografik berguna untuk memprediksi luas
area dan produksi komoditas pertanian, pemetaan potensi sumberdaya lahan,
pengembangan agroindustri, serta prediksi sebaran hama dan penyakit tanaman.
Sistem informasi
geografik yang dibuat dengan menggunakan skala besar (detail) dan menggunakan
data masukan beresolusi tinggi memberikan keakuratan hasil (produk) yang
tinggi, namun daerah cakupannya umumnya tidak terlalu luas. Sedangkan sistem
informasi geografik yang dibuat dengan skala kecil serta menggunakan data
masukan beresolusi rendah umumnya mempunyai tingkat keakuratan hasil yang
rendah, namun mencakup daerah pemetaan yang luas.
Pemanfaatan system informasi
geografik dalam sektor pertanian pada umumnya memerlukan beberapa data masukan, yaitu berupa data-data
spasial seperti : peta rupa bumi, peta geologi, foto udara, citra satelit atau
citra radar, dan data-data atribut seperti : data iklim, dan data social
penduduk. Masing-masing data tersebut jelas memiliki kegunaan yang berbeda-beda
yaitu peta rupabumi digunakan sebagai dasar pembuatan peta administrasi dan
peta kontur. Sedangkan peta geologi memiliki kegunaan untuk membantu analisis
dan pembuatan peta tanah. Untuk foto udara, citra satelit, dan citra radar
digunakan untuk analisis dan pembuatan peta. Data iklim memiliki kegunaan untuk
menganalisis dalam pembuatan peta curah hujan (intensitas curah hujan).Sedangkan
data sosial penduduk digunakan untuk analisis dan pembuatan peta sebaran
penduduk. Data yang terkumpul di atas digunakan untuk pembuatan peta satuan
lahan homogen atau peta dasar atau disebut juga dengan peta kerja lapang. Hal
tersebut dilakukan melalui pengamatan lapang dan analisis sampel tanah, serta air
di laboratorium, serta dengan melakukan analisis statistik, kemudian dibuat
peta akhir sesuai tujuan yang diharapkan.
Fungsi
dari SIG sangat bergantung dari tujuan awal pekerjaan SIG, namun demikian pada
beberapa produk SIG terkadang dapat dimanfaatkan untuk tujuan lain yang tidak
terprediksikan sebelumnya Di bidang pertanian, system informasi geografik berguna
untuk memprediksi luas suatu area ataupun jumlah produksi komoditas pertanian, pemetaan
potensi sumberdaya lahan, pengembangan agroindustri, dan agropolitan, serta
prediksi sebaran hama dan penyakit tanaman. Produk system informasi geografik
yang dibuat pada skala yang cukup besar (detail), menggunakan data masukan yang
memiliki nilai resolusi tinggi agar dapat memberikan keakuratan hasil (produk)
yang tinggi, namun daerah cakupan dari SIG skala tinggi umumnya tidak terlalu
luas. Sedangkan untuk produk SIG yang dibuat dengan skala kecil dengan
menggunakan data masukan yanag memiliki resolusi rendah umumnya mempunyai
tingkat nilai keakuratan yang rendah pula, namun dapat mencakup daerah pemetaan
yang cukup luas.
f. Kajian SIG dalam bidang pertanian
Beberapa kajian yang mendukung optimalisasi lahan dalam bidang pertanian melalui analisis sistem informasi geografi :
· Kajian Erosi Tanah, Kajian erosi tanah diperlukan data-data yang berkaitan dengan faktor-faktor penyebab erosi, seperti : data curah hujan harian selama 5 sampai 10 tahun terakhir, data sifat dan karakteristik tanah untuk menghitung besarnya erodibiltas tanah, data vegetasi dan lain sebagainya.· Kajian Serangan Hama Penyakit Tanaman, kajian serangan hama penyakit tanaman menggunakan data geospasial yang diperlukan antara lain data fisiografi wilayah, seperti bentuk lahan (landform), kelerengan, jenis tanah, dan sebaran vegetasi atau tanaman, data iklim terutama curah hujan, intensitas penyinaran matahari, arah angin, data pola penggunaan lahan dan data sosial penduduk.· Kajian Pembuatan Sarana Pengairan Dan Jaringan Irigasi, si diperlukan data geospasial berupa data bentuk lahan makro, kelerengan dan lithologi, data penggunaan lahan, data sebaran penduduk dan kepemilikan lahan dan data sumber-sumber air alami, dan lain-lain.
Website Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur : Klik disini
E-learning UPN"V" Jawa Timur : klik disini
Website Agroteknologi UPN"V" Jawa Timur : Klik disini
0 komentar:
Posting Komentar